News Update :

Halaman

Ironis! Gizi Buruk Terjadi Di Tangsel dan Tidak Tertangani Dengan Baik

Rabu, 30 Mei 2012

rumahpemberdayaanmasyarakat.blogspot.com -- Publik pantas terkejut jika Kota Tangerang Selatan masih terdapat warganya mengalami gizi buruk. Pasalnya kota Tangerang Selatan sebuah kota pinggir ibukota yang memiliki pendapatan APBD hingga 1,6 Triliun dan menjadi pusat-pusat bisnis ternyata tidak menjamin kesejahteraan warganya.

Siti Julianti penderita gizi buruk (foto GT)
Adalah bocah 10 tahun bernama Siti Julianti binti Itang warga Kademangan Rt 02/03, Setu,Tangsel
ditemukan mengalami gizi buruk yang cukup kronis. Orang tuanya yang hanya buruh serabutan dan ibunya yang tidak bekerja menjadi salah satu sebabnya. Namun ironisnya ketua RT dan kader Pos Yandu setempat yang mengetahui kondisi tersebut tidak tergerak hatinya.

"Ketua RT dan Kader Pos Yandu sebenarnya sih sudah tahu. Menurut Ketua Pos Yandu katanya Pos Yandu hanya untuk balita", ujar Itang ayah dari Siti kepada GlobalTangsel
Ia juga ingin dibawa ke dokter khusus untuk Siti, namun dikarenakan tidak mampu ia pasrah saja. "Untuk biaya Siti ke dokter minimal 6 juta. Saya tidak punya uang sebesar itu", lirih Itang.

Siti ditemukan gizi buruk setelah ada pendataan dari salah satu warga yang hendak mengadakan "Bakti Sosial". Bisri Haerudin selaku panitia tersebut akhirnya segera membawa ke RSUD Tangsel.

Namun lagi-lagi karena kondisi RSUD yang belum selesai dibangun dan belum siap menangani pasien gizi buruk, pihak RSUD hanya bisa memberikan rumah sakit rujukan. Sejak sampai di RSUD pukul 14.00 hingga petang hari hanya diberi oksigen saja.

Bisri akhirnya mencoba menghubungi anggota dewan kota Tangsel yang dikenalnya Siti Chadijah. Dari komunikasi antara anggota dewan Tangsel dengan direktur RSUD ternyata hasilnya Pihak RSUD memang belum siap menangani pasien yang diderita Siti.

Namun dengan kondisi orang tua Siti belum memiliki Jamkesda, kondisi Siti menjadi permasalahan sendiri. Ia hingga berita ini diturunkan masih terkendala masalah prosedural.

Kondisi ini menjadi miris bagi Bisri yang hendak menolong Siti. Kepada GT ia akan terus memberikan pendampingan hingga selesai urusannya karena ia merasa iba dengan kondisi Siti dan keluarganya.

Itang, orang tua Siti hanya pasrah kepada anaknya. Ia hanya berujar "Jika Siti akhirnya di panggil oleh yang Maha Kuasa saya sudah ikhlas", lirih Itang. (isn)

sumber : Global Tangsel
Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright Rumah Pemberdayaan Masyarakat 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.